Bertanding di Timur Tengah, Menpora Dito Singgung Etika dan Adab Atlet Indonesia

Wajahsiberindonesia.com – Jelang laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 di kawasan Timur Tengah, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyoroti pentingnya pemahaman etika beragama bagi para atlet yang akan bertanding di negara-negara Arab. Ia menekankan bahwa keberangkatan Timnas Indonesia ke luar negeri, khususnya ke negara dengan norma agama yang kuat, tidak hanya membawa misi olahraga, tetapi juga misi budaya dan etika bangsa.

Dalam pernyataannya kepada media, Dito menegaskan bahwa para atlet dan ofisial perlu dibekali pemahaman yang mendalam terkait nilai-nilai religius dan norma sosial di wilayah Timur Tengah agar tidak menimbulkan kesalahpahaman budaya yang bisa mencoreng nama baik Indonesia.

“Negara-negara Arab punya tatanan sosial dan norma keagamaan yang sangat dijunjung tinggi. Para pemain harus menjaga sikap, tutur kata, dan perilaku—baik di dalam maupun luar lapangan. Kita membawa nama bangsa, bukan hanya seragam timnas,” ujar Dito dalam konferensi pers di Gedung Kemenpora, Jakarta.

Olahraga dan Diplomasi Budaya

Pernyataan Menpora ini mencerminkan pandangan bahwa olahraga internasional kini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga wadah diplomasi budaya. Terlebih, negara-negara tuan rumah kualifikasi Piala Dunia seperti Arab Saudi, Qatar, atau Uni Emirat Arab sangat menekankan adab dan etika keagamaan dalam kehidupan publik.

Dito menambahkan, Kemenpora akan berkoordinasi dengan PSSI untuk menyisipkan sesi pembekalan tentang etika lintas budaya dalam pelatihan pra-pertandingan. Tujuannya agar para pemain bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar tanpa melanggar aturan yang berlaku di negara tuan rumah.

PSSI Sambut Baik Pesan Menpora

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyatakan dukungannya terhadap ajakan Menpora tersebut. Ia mengatakan bahwa PSSI telah berkomitmen membina pemain tidak hanya dari sisi teknik, tetapi juga dari aspek kepribadian, sikap, dan tanggung jawab moral sebagai wakil bangsa.

“Kita akan pastikan seluruh pemain dan tim pendukung memahami konteks budaya negara tujuan. Ini bagian dari profesionalisme seorang atlet,” kata Yunus.

Misi Besar, Tanggung Jawab Besar

Timnas Indonesia diprediksi akan menghadapi atmosfer laga yang ketat, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga sosial. Banyak aturan tak tertulis yang berlaku di negara-negara Arab, mulai dari cara berpakaian hingga kebiasaan bersosialisasi, yang jika tidak dipahami bisa menimbulkan kesalahpahaman diplomatis.

Peringatan Menpora menjadi pengingat bahwa setiap pertandingan internasional selalu mengandung dimensi yang lebih luas. Dalam upaya meraih prestasi dunia, etika, kesopanan, dan penghormatan terhadap budaya lain adalah bagian dari kemenangan yang lebih besar: menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.

sumber:cnnindonesia.com