Wajahsiberindonesia.com, Batam – Dalam semangat kepedulian dan pengorbanan, Forum Masyarakat Minang Batam (FMMB) bekerja sama dengan Majelis Generasi Umat Minang (MAGUM) melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebanyak tiga ekor sapi dan empat ekor kambing. Kegiatan ini diadakan di lokasi pemotongan hewan Temiang, Batam, pada hari Sabtu (7/6).
Tahun ini, distribusi daging kurban unik karena tidak hanya ditujukan untuk masyarakat lokal, tetapi juga kepada warga di pulau-pulau terpencil di wilayah Batam. Pulau-pulau yang menerima daging kurban mencakup Pulau Nipah, Tanjung Gundap, Pulau Pabu, Mengkadah, komunitas Suku Laut Tiangkawang, Pulau Lingka, Semakau Bertam, serta masyarakat Minang yang berdomisili di Batam.
Ketua panitia kurban FMMB, Hendrizal, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian sosial dan semangat berbagi, terutama bagi mereka yang jarang mendapatkan bantuan.
“Idul Adha mengajarkan kita tentang keikhlasan dalam berbagi dan pengorbanan. Kami ingin memastikan daging kurban ini sampai ke saudara-saudara kita di pulau-pulau yang sering terabaikan. Semoga ini menjadi berkah bagi semua,” ungkap Hendrizal dengan penuh haru.
Ia juga menambahkan bahwa acara ini adalah hasil dari kerja sama dan kekompakan warga Minang di Batam. Hendrizal mengapresiasi para donatur dan relawan yang telah mendukung kegiatan ini dari awal hingga pendistribusian daging ke lokasi-lokasi yang membutuhkan.
“Kami sangat bersyukur, meski jumlah hewan kurban tidak banyak, tetapi distribusinya dapat menyentuh wilayah-wilayah yang benar-benar memerlukan. Inilah semangat kurban yang sejati,” tambahnya.
Hikmah Idul Adha
Hari Raya Idul Adha bukan hanya momentum penyembelihan hewan kurban, tetapi juga simbol pengorbanan, ketaatan, dan solidaritas antarumat manusia. Setiap tetesan darah dari hewan kurban mengandung pesan penting tentang saling peduli, membantu yang lemah, dan mempererat persaudaraan.
“Kami berharap semangat Idul Adha ini dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan rasa kemanusiaan. Di tengah berbagai tantangan hidup, saling berbagi adalah salah satu cara untuk menyembuhkan luka-luka sosial di masyarakat,” tutup Hendrizal dengan nada menyejukkan.
Kegiatan mulia ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Minang di perantauan, membawa cahaya kebaikan hingga ke pelosok negeri, termasuk pulau-pulau kecil di Batam yang sering kali terlupakan.