Wajahsiberindonesia.com – Pemerintah Indonesia kembali mencatat langkah penting dalam upaya transisi energi bersih. Pembangunan tahap kedua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Sumatera Barat resmi dimulai. Proyek ini menjadi bukti nyata dukungan Jepang terhadap pengembangan energi hijau di Tanah Air.
PLTP Muara Laboh Fase Dua digarap oleh konsorsium PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang, yakni Inpex Corporation dan Kansai Electric Power Co. Kapasitas tambahan yang ditargetkan sebesar 55 megawatt (MW), menambah kontribusi energi panas bumi yang ramah lingkungan ke sistem kelistrikan nasional.
Investasi dari Jepang dalam proyek ini memperkuat peran mereka sebagai mitra strategis Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. Melalui pendanaan dan transfer teknologi, Jepang menunjukkan keseriusannya membantu Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon.
Muara Laboh bukan proyek pertama yang melibatkan Jepang dalam sektor panas bumi Indonesia. Namun, fase kedua ini menandai kelanjutan kerja sama jangka panjang yang tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga mendukung komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon. Ini selaras dengan target Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060.
Keunggulan energi panas bumi adalah sifatnya yang bersih dan berkelanjutan, serta cocok untuk kebutuhan dasar energi di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Dengan potensi panas bumi Indonesia yang diperkirakan mencapai 23,7 gigawatt, proyek seperti Muara Laboh bisa menjadi contoh pengelolaan energi hijau yang memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
Dengan dimulainya PLTP Muara Laboh Fase Dua, Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap transisi energi bersih. Dan di balik keberhasilan ini, Jepang hadir bukan hanya sebagai investor, tetapi sebagai mitra sejati dalam perjuangan menuju masa depan yang lebih hijau.