Presiden Prabowo Luncurkan Program ‘Pasukan Hantu’: 1.000 Predator Alami Jaga Sawah Petani

Wajahsiberindonesia – Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan program unik bertajuk Pasukan Hantu, sebuah inisiatif nasional yang menghadirkan 1.000 predator alami ke sawah-sawah petani. Program ini bertujuan melindungi tanaman dari hama secara alami tanpa bergantung pada pestisida kimia yang selama ini sering merusak tanah dan ekosistem.

Dalam pidato peluncurannya, Prabowo menyampaikan bahwa “Pasukan Hantu” adalah bagian dari strategi besar untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kita tidak bisa terus bergantung pada impor dan bahan kimia. Kita harus kembali ke alam, menjaga ekosistem, sekaligus membantu petani kita lebih mandiri,” ujar Prabowo di salah satu areal persawahan di Jawa Tengah.

Predator yang dimaksud dalam program ini antara lain burung hantu, ular sawah, hingga luwak—semuanya hewan pemangsa alami tikus dan hama lainnya yang biasa merusak tanaman. Pemerintah akan bekerja sama dengan komunitas pecinta satwa, petani lokal, dan lembaga riset untuk mengatur penempatan dan pengawasan hewan-hewan ini di lahan pertanian.

Kementerian Pertanian menyebut program ini telah melalui tahap uji coba di lima provinsi dan menunjukkan hasil positif: populasi hama menurun hingga 60 persen tanpa penggunaan bahan kimia berbahaya. Selain itu, biaya produksi petani pun ikut turun karena berkurangnya kebutuhan pestisida dan perawatan tanaman.

Menteri Pertahanan, yang kini menjabat Presiden, menegaskan bahwa pendekatan “berbasis kearifan lokal dan keseimbangan ekologi” ini akan diperluas ke seluruh Indonesia dalam dua tahun ke depan. Ia menyebut program ini sebagai bentuk “perang cerdas” melawan ancaman pangan, dengan strategi yang tidak hanya efisien tapi juga ramah lingkungan.

Petani di beberapa daerah menyambut baik inisiatif ini. “Dulu tikus bisa habisin setengah panen saya. Tapi sejak ada burung hantu di sawah, jumlah tikus jauh berkurang,” kata Suparman, seorang petani dari Grobogan. Ia berharap program ini terus dikawal dan tidak hanya berhenti sebagai proyek percontohan semata.