wajahsiberindonesia.com,Batam-Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, peribahasa ini menunjukkan kepada sesiapa saja hendaklah saling menghormati atas fondumen dan kultur serta kearifan lokal adat dan budaya dimana ia berada.
Namun sangat disayangkan hal ini menjadi seakan tak berarti apa-apa ketika oknum aparat gabungan yang mengejar para pendemo yang lari menyelamatkan diri ke gedung LAM dari kejaran dan hujan gas air mata yang ditembakkan pihak tim terpadu pada demo di BP Batam senin,11 september 2023.
Yang mengharukan,aparat tak henti-hentinya menembaki para pendemo yang sudah masuk ke gedung simbol Marwah Melayu yang ada di kota Batam se-akan lupa bahwa itu adalah gedung Lembaga Adat yang sangat dibanggakan Oleh warga tempatan yang ada dikota Batam.
Seperti diketahui pada senin kemarin terjadi demo besar-besaran penolakan warga Melayu yang ada dikota batam dan sekitarnya atas rencana pemerintah yang akan menggusur warga Rempang-Galang untuk pelaksanaan Proyek Strategis ECO-CITY yang di prakarsai oleh kepala BP Batam(M.Rudi) bekerja sama dengan Pemerintah Pusat dan PT.MEG sebagai investornya.
Para pendemo memang menjadikan Gedung LAM sebagai titik kumpul dan berpisahnya aksi pada senin itu,namun pada saat dimana ada sebagian pendemo yang baru saja mengerjakan sholat dhuhur dikejutkan oleh suara tembakan gas air secara membabi- buta padahal didalam gedung itu juga ada perempuan.
” Kita harapkan ada klarifikasi resmi dari pihak terkait atas perihal ini agar gedung yang menjadi simbol dari daerah yang penuh dengan kultur budaya dan adat ini masih bisa menjadi kebanggaan bagi kota Batam yang memang Melayu merupakan warga asli yang telah lama mendiami kota ini sebelum Indonesia Merdeka” ujar salah satu warga Melayu yang enggan disebutkan namanya.RED