Wajahsiberindonesia.com, Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan terdapat tiga tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia yaitu, Akses Pembiayaan dan Permodalan, Akses Pasar dan Promosi, serta Akses Bahan dan Alat Produksi.
Untuk itu, dalam mengatasi tiga tantangan tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM memiliki empat strategi besar dalam upaya pengembangan koperasi dan UMKM. Hal tersebut disampikannya saat melakukan kunjungan kerja di Belanda beberapa waktu lalu.
“Pertama, Akses Pasar dan Ekspansi Digital. Kedua, Peningkatan Akses terhadap Pembiayaan. Ketiga, Perluasan Kemitraan Strategis, serta keempat, Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UMKM,” kata Menteri Teten seperti yang dikutip InfoPublik Senin (29/1/2024).
Terkait dengan program Pengembangan Kewirausahaan Nasional, Kemenkop UKM melaksanakan beberapa program pendukung lainnya. Yaitu Entrepreneur Development (Konsultasi dan Pendampingan Bisnis), iStartup.id (Inkubasi dan Akselerasi Bisnis).
Kemudian EFF (Program Akses Finansial), E-Hub (Platform Ekosistem Wirausaha Terpadu), dan Transformasi Digital UMKM.
Menteri Teten mengatakan Indonesia mempunyai 400 koperasi modern. Sebanyak 220 koperasi modern di antaranya, merupakan koperasi pertanian, sedangkan 180 lainnya merupakan koperasi non-pertanian.
Kemenkop UKM sendiri memiliki dua Badan Layanan Umum (BLU) Koperasi dan UMKM, yaitu Badan Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan Badan Pelayanan Pemasaran (LLP) atau sering disebut SMESCO.
Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Putu Rahwidhiyasa menyatakan dukungan terhadap upaya KemenKopUKM sebagai salah satu anggota KNEKS untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
Salah satunya dengan mengajak Programma Uitzending Managers (PUM) Netherlands Senior Experts. Putu mengatakan hal ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI sebagai Ketua Harian KNEKS untuk membangun pusat-pusat inkubasi.
“Khususnya bagi industri halal di berbagai daerah sebagai pusat pembinaan dan penyemaian bisnis syariah yang didukung infrastruktur digital yang menjadi sarana interaksi antar pelaku bisnis syariah,” kata Putu.
Struktur populasi pengusaha Indonesia yang mencapai lebih dari 64 juta unit usaha dan 127 ribu koperasi. Peran UMKM dalam perekonomian nasional Indonesia sangat sentral, mengingat 99 persen pengusaha di Indonesia adalah pelaku UMKM.
“UMKM menyumbangkan kontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen, serta menyerap 97 persen dari total tenaga kerja. Namun, rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47 persen dan rasio rantai nilai global sebesar 4,1 persen,” katanya.
Sumber: Infopublik.id