Jejak Alam Nusantara Mendunia, Geopark Indonesia Bertambah Jadi 12 Situs

Wajahsiberindonesia.com – Keindahan dan kekayaan alam Indonesia kembali mendapat pengakuan dunia. Pada 27 April 2025, UNESCO resmi menetapkan tiga geopark baru asal Indonesia sebagai bagian dari jaringan Geopark Dunia atau UNESCO Global Geoparks (UGGp). Dengan penambahan ini, Indonesia kini memiliki 12 situs geopark yang telah diakui dunia, menegaskan posisi Nusantara sebagai kawasan yang luar biasa secara geologi, budaya, dan ekowisata.

Tiga geopark yang baru saja diakui dunia adalah Geopark Meratus di Kalimantan Selatan, Geopark Ijen di Jawa Timur, dan Geopark Raja Ampat di Papua Barat Daya. Ketiganya menyuguhkan bentang alam unik yang tidak hanya memesona secara visual, tetapi juga menyimpan nilai-nilai ilmiah dan kearifan lokal yang telah terjaga selama ratusan bahkan ribuan tahun.

Geopark Meratus misalnya, merepresentasikan pegunungan tua berusia lebih dari 200 juta tahun, yang menjadi saksi bisu pembentukan Pulau Kalimantan. Sementara itu, Geopark Ijen dikenal luas dengan fenomena api biru di kawahnya, serta sejarah panjang tambang belerang tradisional yang melibatkan masyarakat lokal. Di sisi timur Indonesia, Geopark Raja Ampat memadukan kekayaan bawah laut yang luar biasa dengan lanskap karst yang langka, menjadikannya surga bagi peneliti dan wisatawan.

Status geopark dunia bukan hanya pengakuan simbolik, tetapi juga menjadi peluang besar untuk pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berkelanjutan. Melalui label UGGp, destinasi ini diharapkan dapat menarik wisatawan internasional yang peduli terhadap konservasi dan keaslian budaya. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat didorong untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dengan tambahan ini, Indonesia kini sejajar dengan negara-negara maju dalam hal pengelolaan situs geopark kelas dunia. Selain ketiga geopark terbaru, sembilan geopark lainnya yang sudah lebih dulu diakui UNESCO antara lain Geopark Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, Rinjani, dan Toba. Masing-masing punya kekhasan geologis yang menjadi daya tarik tersendiri.

Peningkatan jumlah geopark ini adalah bukti bahwa kekayaan alam Indonesia tak hanya indah, tapi juga bernilai ilmiah tinggi dan pantas dibanggakan di panggung global. Tantangannya kini adalah bagaimana menjaga warisan ini agar tetap lestari di tengah tekanan modernisasi dan perubahan iklim. Namun dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia internasional, jejak alam Nusantara diyakini akan terus mendunia.