Wajahsiberindonesia.com – Film animasi Indonesia kembali mencatat sejarah. “Jumbo”, sebuah film animasi garapan sineas lokal, resmi menjadi film animasi Indonesia pertama yang tayang serentak di tiga kawasan dunia: Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Prestasi ini menjadi tonggak penting bagi industri animasi nasional yang selama ini berkembang perlahan namun pasti.
“Jumbo” bercerita tentang seekor gajah muda pemberani yang berjuang melindungi hutan tempat tinggalnya dari ancaman manusia dan konflik internal sesama hewan. Dengan balutan visual berkualitas tinggi dan cerita yang menyentuh nilai-nilai keberanian, persahabatan, dan pelestarian lingkungan, film ini sukses mencuri perhatian penonton lintas budaya.
Film ini diproduksi oleh studio animasi lokal, Arunika Studios, dan memakan waktu hampir empat tahun dalam proses pembuatannya. Melibatkan ratusan animator muda Indonesia, “Jumbo” juga berkolaborasi dengan sejumlah pengisi suara internasional untuk memperluas daya tarik globalnya. Tak heran jika film ini berhasil menembus pasar global, termasuk bioskop-bioskop independen di Kanada dan festival film anak-anak di Qatar.
Penayangan perdana di Asia Tenggara berlangsung di Jakarta pada akhir pekan lalu dan dihadiri oleh para tokoh perfilman dan pejabat pemerintah. Sementara itu, jadwal tayang di Timur Tengah dan Amerika Utara dimulai minggu ini, bersamaan dengan peluncuran versi dubbing dalam bahasa Inggris dan Arab. Respons awal dari penonton internasional pun sangat positif, terutama atas kualitas visual dan nilai cerita yang kuat.
Menurut sutradara “Jumbo”, Raka Santosa, keberhasilan ini bukan hanya kemenangan tim produksi, tetapi juga pembuktian bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di tingkat global. “Kami ingin dunia tahu bahwa Indonesia punya potensi besar di bidang animasi. Ini baru permulaan,” ujarnya dalam konferensi pers.
Keberhasilan “Jumbo” menjadi inspirasi bagi para kreator muda di Tanah Air. Harapannya, kesuksesan ini bisa membuka jalan lebih lebar bagi film-film animasi Indonesia lainnya untuk tampil di panggung dunia, sekaligus membuktikan bahwa karya lokal tidak kalah dalam kualitas maupun nilai-nilai yang diusung.