Kembali Berperan, Thaksin Shinawatra Resmi Masuk Jajaran Dewan Penasihat Danantara Indonesia

Wajahsiberindonesia.comMantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, resmi bergabung sebagai anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia. Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers “Meet The Team Danantara” yang diadakan di Jakarta pada Senin, 24 Maret 2025. Selain Thaksin, dewan penasihat ini juga diisi oleh tokoh-tokoh internasional seperti investor miliarder Ray Dalio dan ekonom Jeffrey Sachs, serta mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Danantara merupakan lembaga yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025 dengan tujuan mengelola aset negara senilai sekitar $900 miliar. Lembaga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi strategis di berbagai sektor, termasuk mineral, kecerdasan buatan, energi, dan ketahanan pangan.

Kehadiran Thaksin Shinawatra dalam jajaran dewan penasihat Danantara menuai beragam tanggapan. Beberapa pihak menyoroti rekam jejaknya yang kontroversial selama menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand, termasuk kasus korupsi kebijakan dan pidana yang pernah menjeratnya. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa pengalaman internasional dan jaringan luas yang dimiliki Thaksin dapat memberikan kontribusi positif bagi Danantara.

Struktur kepemimpinan Danantara dirancang dengan melibatkan berbagai tokoh berpengalaman. Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Kepala atau CEO Danantara, dengan Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO). Menteri BUMN Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas, didampingi oleh Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua.

Meskipun pembentukan Danantara dan penunjukan dewan penasihatnya bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik, beberapa kalangan mengkhawatirkan potensi campur tangan politik dan kurangnya transparansi dalam operasional lembaga ini. Pasar saham Indonesia sempat mengalami penurunan sebagai respons terhadap pengumuman tersebut, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan Danantara di masa depan