Wajahsiberindonesia.com, Jakarta– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya memperkuat konektivitas antar pulau melalui pembangunan dermaga apung. Langkah ini bertujuan untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial, dan pariwisata, sekaligus meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pada tahun 2024, pembangunan dermaga apung dilakukan di tiga lokasi strategis: Kabupaten Banggai Laut di Sulawesi Tengah, Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, dan Kabupaten Kepulauan Aru di Maluku. Sejak 2015, KKP telah membangun dermaga apung di 32 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
“Pembangunan dermaga apung di wilayah kepulauan merupakan solusi atas kebutuhan infrastruktur dasar di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil,” ujar Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Victor menambahkan bahwa pembangunan dermaga ini tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat, mendukung sektor kelautan dan perikanan, serta memperkuat interaksi ekonomi antar wilayah.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Muhammad Yusuf, mengungkapkan salah satu contohnya adalah dermaga apung modern di Desa Mbuang-Mbuang, destinasi wisata unggulan di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Dermaga ini dilengkapi dengan coastway beton, jembatan penghubung sepanjang 10 meter, dan platform apung seluas 60 meter persegi. Fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan akses transportasi laut, mempercepat distribusi kebutuhan pokok, dan mendorong pertumbuhan wisata lokal.
Di Kabupaten Sumbawa, NTB, dermaga apung di Desa Labuhan Jambu mendukung pariwisata Taman Wisata Hiu Paus. Fasilitas ini mencakup jembatan beton sepanjang 70 meter dan platform apung seluas 61 meter persegi, menjadikannya pintu masuk utama wisatawan sekaligus bagian dari pengembangan kawasan wisata Sumbawa. Wisata hiu paus yang tersedia sepanjang tahun semakin menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Fasilitas ini meningkatkan daya tarik wisata, memberikan edukasi tentang pentingnya kelestarian laut, dan mendorong kerja sama masyarakat lokal dengan pemerintah daerah untuk mengelola potensi wisata secara berkelanjutan,” jelas Yusuf.
Sementara itu, di Desa Jerwatu, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, dermaga apung dengan jembatan sepanjang 86 meter dan platform apung seluas 40,5 meter persegi dibangun untuk mendukung aktivitas nelayan dan distribusi hasil perikanan yang melimpah di wilayah tersebut.
“Dermaga apung merupakan solusi untuk meningkatkan aksesibilitas di wilayah pesisir dengan kondisi pasang surut yang tinggi. Fasilitas ini tidak hanya mendukung kegiatan ekonomi, tetapi juga memperkuat interaksi sosial dan budaya masyarakat,” pungkas Yusuf.
Pembangunan dermaga apung ini selaras dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menekankan pemerataan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Dermaga apung diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. sumber: infopublik.id