Menko Pangan Umumkan Kabar Baik: Produksi Beras 1,5 Juta Ton, Impor Dihentikan!

Wajahsiberindonesia.com – Kabar baik datang dari sektor pangan nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketahanan Pangan, Dr. Hadi Wibowo, mengumumkan bahwa produksi beras dalam negeri telah mencapai 1,5 juta ton per bulan. Capaian ini membuka jalan bagi pemerintah untuk menghentikan impor beras dalam waktu dekat, sebagai bentuk kepercayaan terhadap kekuatan produksi petani lokal.

Dalam konferensi pers di Istana Negara, Senin (22/4), Menko Hadi menyebutkan bahwa angka produksi ini merupakan hasil dari program intensifikasi pertanian yang telah dijalankan sejak awal tahun. “Kita melihat hasil nyata dari kerja keras petani dan dukungan teknologi. Produksi 1,5 juta ton per bulan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional,” ujarnya.

Keputusan untuk menghentikan impor beras disambut positif oleh berbagai pihak, terutama kalangan petani. Selama bertahun-tahun, impor dianggap sebagai salah satu penyebab turunnya harga gabah di tingkat petani. Dengan dihentikannya impor, diharapkan harga jual gabah dapat kembali stabil dan menguntungkan.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan konsumsi beras nasional saat ini berkisar antara 2,5 hingga 3 juta ton per dua bulan. Dengan produksi yang mencapai 1,5 juta ton per bulan, pemerintah optimistis cadangan beras nasional bisa terjaga, apalagi ditopang oleh panen raya yang sedang berlangsung di beberapa daerah.

Namun, Menko Hadi juga menekankan pentingnya menjaga kualitas produksi dan memperkuat distribusi. “Kita tidak hanya bicara soal kuantitas. Yang penting juga adalah kualitas dan keterjangkauan harga di pasar. Pemerintah akan terus memperkuat infrastruktur logistik dan menindak tegas praktik spekulasi harga,” tegasnya.

Langkah penghentian impor ini juga dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan. Jika konsistensi produksi ini terjaga, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara pengekspor beras dalam beberapa tahun ke depan.