Wajahsiberindonesia.com – Di usia yang baru menginjak 12 tahun, Dewangga Kasyafa sudah mampu membuat banyak orang dewasa tercengang. Bukan karena tingkah polah lucu seperti anak seusianya, tetapi karena prestasinya dalam mengubah sampah organik menjadi sesuatu yang bernilai lewat budidaya maggot—larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF). Dari halaman belakang rumahnya, bocah asal Sleman, Yogyakarta ini telah menciptakan ekosistem kecil yang tak hanya ramah lingkungan, tapi juga produktif.
Berawal dari keprihatinannya melihat banyak sampah dapur yang terbuang sia-sia, Dewangga mulai bereksperimen dengan maggot di usia 10 tahun. Berbekal video tutorial di internet dan bimbingan dari sang ayah, ia mencoba membudidayakan larva BSF untuk mengurai limbah organik. Tak disangka, dari percobaan kecil-kecilan itu, lahir usaha rumahan yang kini membantu banyak warga sekitar mengelola sampah dan mendapatkan tambahan penghasilan.
Larva maggot yang dibudidayakan Dewangga bukan hanya menyelesaikan masalah sampah. Setelah dipanen, maggot dapat dijadikan pakan ternak kaya protein. Sisa-sisa hasil penguraiannya pun dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Inovasi sederhana ini berhasil menarik perhatian berbagai pihak, mulai dari akademisi, aktivis lingkungan, hingga pemerintah daerah.
Prestasi demi prestasi pun mulai berdatangan. Dewangga sudah beberapa kali menjadi juara lomba inovasi lingkungan tingkat nasional, dan bahkan diundang menjadi pembicara di acara edukatif bertema “Green Living” untuk kalangan pelajar. Dengan gaya bicara lugas dan semangat membara, ia mampu menyampaikan pesan penting: bahwa anak-anak pun bisa ambil bagian dalam menyelamatkan bumi.
Kini, budidaya maggot milik Dewangga tidak lagi sekadar hobi. Ia membentuk kelompok kecil bersama teman-temannya, mengajari mereka cara beternak larva dan mengelola hasilnya. Bahkan, beberapa sekolah sudah menggandengnya sebagai mitra dalam program edukasi pengelolaan sampah berbasis lingkungan.
Kisah Dewangga Kasyafa adalah bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil. Dari larva sampah yang sering dianggap menjijikkan, muncul prestasi dan inspirasi. Si kecil ini telah membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk berkontribusi, melainkan kekuatan besar yang—jika diarahkan dengan benar—bisa menjadi lumbung prestasi dan harapan bagi masa depan yang lebih hijau.