Wajahsiberindonesia.com – Pernah nggak sih kamu makan stroberi lokal yang warnanya cantik menggoda, tapi rasanya malah asam banget? Tapi begitu coba stroberi dari Jepang, Korea, atau Belanda, rasanya manis banget—bahkan bisa dimakan tanpa gula atau susu kental manis!
Kenapa bisa begitu? Apakah stroberi luar negeri memang “ajaib”? Atau ada rahasia di balik manisnya buah merah menggiurkan itu?
Jenis dan Varietas yang Berbeda
Salah satu faktor utama adalah jenis atau varietas stroberi yang ditanam. Di Jepang misalnya, ada stroberi premium seperti Tochiotome, Amaou, atau White Strawberry (Shiroi Ichigo) yang memang dikembangkan khusus agar manis dan juicy.
Berbeda dengan stroberi lokal di Indonesia yang sebagian besar adalah varietas subtropis yang “dipaksakan” tumbuh di dataran tinggi. Hasilnya, rasanya cenderung asam karena memang bukan ditanam di kondisi ideal.
Stroberi sangat dipengaruhi oleh iklim dan tanah tempat tumbuhnya. Negara-negara seperti Jepang, Belanda, atau Amerika Serikat memiliki musim dingin dan suhu yang stabil saat masa pertumbuhan buah, yang membantu stroberi memproduksi lebih banyak gula alami (fruktosa).
Sementara di Indonesia yang iklimnya tropis, stroberi hanya bisa ditanam di daerah dataran tinggi seperti Lembang, Brastagi, atau Dieng. Tapi tetap saja, kondisi suhu dan kelembapan sering kali tidak stabil, sehingga produksi gula dalam buah tidak maksimal.
Di luar negeri, stroberi sering ditanam di dalam greenhouse modern dengan pengaturan suhu, cahaya, dan nutrisi yang sangat presisi. Bahkan, petani di Jepang menggunakan musik klasik atau teknologi LED tertentu untuk merangsang pertumbuhan buah yang lebih manis dan besar.
Bandingkan dengan petani lokal yang masih banyak menggunakan cara tradisional. Bukan salah petaninya, tapi memang teknologi pertanian di Indonesia belum se-advance itu—dan tentunya biaya produksinya juga sangat berbeda.
Kamu juga perlu tahu, stroberi yang kamu makan dari luar negeri biasanya adalah buah pilihan kualitas tinggi. Yang tidak lolos standar ekspor ya tidak dikirim. Jadi jangan heran kalau stroberi impor rasanya manis dan ukurannya besar-besar.
Sedangkan stroberi lokal yang kita beli di pasar atau pinggir jalan bisa bervariasi kualitasnya—bahkan dari satu keranjang bisa beda-beda rasanya.
Jadi, stroberi luar negeri memang terasa lebih manis karena kombinasi dari varietas unggul, iklim yang mendukung, teknologi pertanian modern, dan standar seleksi ketat.
Tapi bukan berarti stroberi lokal nggak punya harapan. Dengan dukungan teknologi pertanian yang lebih baik, riset varietas lokal, dan dukungan untuk petani, stroberi Indonesia juga bisa bersaing—dan tentunya tetap punya cita rasa khas tersendiri.
sumber:gardapublik.id