Ngobrol Bareng Legislator dan membangun Netizen Indonesia yang Edukatif dan Ramah

wajahsiberindonesia.com,Batam,Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, sering kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitik beratkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Proses sosialisasi dan pendalaman Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital, dalam bentuk webinar Indonesia #IndonesiaMakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 265 peserta di seluruh Indonesia. Pada Senin, 22 Mei 2023 pukul 15:30-17:30 WIB, webinar dengan tema “Membangun Netizen Indonesia yang Edukatif dan Ramah” diselenggarakan oleh Kominfo dan DPR-RI. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Dr. Sukamta (Anggota Komisi I DPR-RI Fraksi PKS). Dr. Hifni Alifahmi, M.Si.,IAPR (Pemerhati Komunikasi Pemasaran, Public Relations dan Branding), Hariqo Wibawa Satria, M.HI (Direktur Eksekutif Komunikonten & CEO Global Influencer School)Dr. Sukamta dalam pemaparannya menjelaskan mengenai beberapa cara memaksimalkan penggunaan internet. “Buatlah konten sosial yang positif, buatlah daftar unggahan yang menarik, buatlah website yang ramah terhadap media sosial, dan pastikan membuat format posting yang bagus. Implementasikan sikap positif dengan menggunakan internet untuk meningkatkan kualitas diri. Lalu jadilah pengguna media digital yang kreatif dengan membuat karya melalui internet, dan yang terakhir, agar selalu aman dalam menggunakan internet, jauhi hal-hal negatif,” ia jelaskan. Dr. Hifni Alifahmi, M.Si.,IAPR dalam pemaparannya menjelaskan bahwa perlunya ada norma sosial dan etika untuk kita berkomunikasi di ruang digital. “Tantangan tranformasi digital yang dapat terlihat adalah kemudahan dalam berkomunikasi yang mengakibatkan munculnya sikap spontanitas yang keluar begitu saja, tanpa pikir panjang. Teknologi telah mengacaukan kebenaran, karena viral dianggap lebih penting dari kualitas dan etika, sehingga mengarahkan pada bentuk-bentuk miskomunikasi, misinformasi, disinformasi dan hoax,” ia ingatkan kepada peserta webinar. Maka dari itu, penting untuk sebarkan konten positif yang sifatnya informatif, menghibur, inspiratif, dan edukatif. Hariqo Wibawa Satria, M.HI menjadi narasumber terakhir dalam pemaparannya menjelaskan mengenai pengamanan perangkat digital dan identitas digital. Ia memaparkan mengenai berbagai bentuk ancaman melalui internet, termasuk bullying, perdagangan orang, pencurian data pribadi, pelecehan seksual dan pornografi, penipuan, kekerasan, dan kecanduan. “Oleh karena itu, wajib melakukan proteksi perangkat digital, mengenali dan memahami penipuan digital, menyampaikan informasi yang positif, dan menciptakan pertemanan,” jelasnya terkait bagaimana berselancar di internet secara aman dan nyaman. Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta webinar yang bertanya mengenai fakta bahwa netizen Indonesia terbilang kurang sopan dalam berinternet, tapi di sisi lain Indonesia juga adalah masyarakat paling ramah, bahkan murah senyum dalam dunia nyata. Lalu bagaimana solusi menghadapi fakta sikap masyarakat Indonesia di ranah digital; apakah itu salah satu masalah yang akan diatasi dengan literasi digital? Dr. Hifni Alifahmi, M.Si.,IAPR menjawab “Di dalam dunia digital, selalu ada sisi positif dan sisi negatif.  Balik lagi ke diri sendiri, kita lebih memilih terjun ke sisi yang mana? Selain itu, kita harus waspada dengan jejak digital. Pilihlah dengan bijak, kuncinya adalah memahami dan menerapkan literasi digital yang positif, kreatif, dan aman agar dapat memperbaiki nama netizen kita di mata dunia.

Media Wsi.com

Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *