Wajahsiberindonesia.com – Mulai tahun ajaran 2026, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menerapkan kurikulum baru yang memasukkan pembelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam mata pelajaran resmi di sekolah dasar dan menengah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya strategis menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman yang kian didominasi oleh teknologi digital.
Menurut Kemendikbudristek, kurikulum baru ini tidak hanya akan mengajarkan anak-anak tentang cara membuat program komputer, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir logis, kreatif, dan problem solving kompetensi yang sangat dibutuhkan di dunia kerja masa depan. Anak-anak akan dikenalkan pada konsep dasar pemrograman sejak usia dini, mulai dari logika algoritma, bahasa pemrograman sederhana, hingga aplikasi AI yang sesuai dengan jenjang pendidikan mereka.
Penerapan kurikulum ini juga diiringi dengan pelatihan intensif bagi para guru. Pemerintah menggandeng sejumlah universitas dan perusahaan teknologi nasional untuk memastikan para pendidik memiliki kemampuan yang memadai dalam menyampaikan materi yang tergolong baru ini. Pelatihan tersebut meliputi metode mengajar coding yang menyenangkan dan interaktif, serta pemahaman etika dan dampak sosial dari teknologi AI.
Orangtua pun menjadi bagian penting dalam ekosistem pembelajaran ini. Melalui workshop dan modul panduan, orangtua akan diajak memahami manfaat belajar coding bagi anak serta cara mendampingi mereka belajar di rumah. Tujuannya, agar pendidikan digital tidak berhenti di sekolah, tetapi bisa menjadi kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari anak.
Meski menuai dukungan luas, sebagian pihak menyuarakan kekhawatiran soal kesenjangan infrastruktur dan kesiapan sekolah di daerah. Pemerintah mengakui tantangan ini, namun optimistis bisa menjembatani melalui program digitalisasi sekolah dan pemberian perangkat teknologi secara bertahap ke wilayah terpencil.
Langkah ini diyakini sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan bekal literasi digital sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi yang bisa bersaing di tingkat global. Dunia sedang berubah cepat, dan kini saatnya pendidikan kita ikut bergerak seiring zaman.