Wajahsiberindonesia.com – Ketegangan antara Israel dan Iran telah meletus menjadi konflik bersenjata terbuka dalam beberapa pekan terakhir. Serangan udara saling balas, sabotase jaringan militer, serta provokasi siber telah mendorong Timur Tengah ke ambang krisis regional yang lebih luas. Namun satu pertanyaan besar yang terus menghantui publik dan para analis geopolitik: di mana Ayatollah Ali Khamenei?
Sebagai Pemimpin Tertinggi Iran dan simbol sentral kekuasaan teokratis negara itu, Ayatollah Khamenei biasanya tampil di hadapan publik untuk memberikan arahan strategis, khususnya dalam situasi genting seperti ini. Namun hingga kini, keberadaan dan keterlibatannya dalam pengambilan keputusan militer maupun diplomatik belum tampak secara terbuka. Ketidakhadirannya memicu spekulasi di dalam maupun luar negeri.
Ketegangan yang Membara
Konflik terbaru ini dipicu oleh serangan udara besar-besaran Israel terhadap fasilitas militer Iran di wilayah barat dan selatan, yang menurut Tel Aviv digunakan untuk pengembangan rudal balistik dan drone jarak jauh. Sebagai balasan, Garda Revolusi Iran (IRGC) menembakkan rudal ke wilayah strategis Israel, termasuk dekat pelabuhan Haifa dan pangkalan udara Negev.
Israel menyatakan siap untuk eskalasi lanjutan, dan Perdana Menteri Israel memberikan pernyataan resmi bahwa “Iran telah melewati garis merah.” Di sisi lain, juru bicara IRGC menyebut serangan balasan sebagai “tahap awal dari gelombang perlawanan total.”
Misteri Keberadaan Sang Rahbar
Dalam situasi seperti ini, biasanya Ayatollah Ali Khamenei akan tampil memberikan khutbah atau pidato nasional. Namun sejak awal bentrokan, ia belum terlihat secara publik, bahkan tidak mengeluarkan pernyataan resmi melalui kanal resminya. Hal ini memunculkan berbagai spekulasi:
-
Masalah Kesehatan – Beberapa laporan menyebutkan bahwa pemimpin berusia 86 tahun itu tengah menjalani perawatan medis intensif di fasilitas militer di Teheran. Meski belum ada konfirmasi, ketidakhadirannya memperkuat rumor tersebut.
-
Strategi Politik – Ada pula pendapat bahwa Khamenei tengah menjalankan peran dari balik layar, menghindari tampil agar tetap menjaga stabilitas internal di tengah tekanan besar dari oposisi dan rakyat Iran sendiri yang mulai resah dengan konflik berkepanjangan.
-
Persiapan Transisi Kekuasaan? – Dengan kondisi geopolitik dan ketidakhadirannya yang berkepanjangan, sejumlah analis politik menyebut ini bisa menjadi bagian dari fase awal transisi kepemimpinan ke tangan putranya Mojtaba Khamenei atau Dewan Ahli.
Kekhawatiran Global
Dunia internasional, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, telah menyerukan deeskalasi. Namun dengan Israel dan Iran yang sama-sama menolak mediasi saat ini, kekosongan komunikasi dari pemimpin spiritual Iran turut menambah ketidakpastian global.
Sementara rakyat Iran menghadapi ketegangan dan kekhawatiran, media pemerintah hanya menayangkan ulang pidato-pidato lama Ayatollah Khamenei, tanpa kehadiran aktual atau pesan terkini.
Keheningan Ayatollah Ali Khamenei di tengah perang yang berpotensi mengguncang tatanan Timur Tengah adalah pertanyaan besar yang belum terjawab. Apakah ia masih mengendalikan arah kebijakan Iran, ataukah republik Islam itu tengah memasuki era baru dengan kepemimpinan bayangan? Dunia menanti, sementara dentuman senjata terus bergema di Timur Tengah.
sumber:cnnindonesia.com